Bocah Jogja Nagih Janji

1381554_677895618900892_1350934583_n

Bocah Jogja Nagih Janji adalah bagaimana muda mudi dari kelompok jaringan kampung Yogyakarta menyikapi soal semakin berantakannya lingkungan mereka. Minimnya ruang publik, tempat bermain anak dan semakin merebaknya gedung-gedung juga situasi jalan yang berbahaya membuat mereka beraksi dan berikrar untuk tetap bermain dan ceria meski Jogja tidak lagi nyaman. [FSMH]

Kegiatan yang diinisiasi oleh komunitas Ketjil Bergerak ini didukung oleh sejumlah anak muda dari beberapa kampung di pusat Kota Yogyakarta. Pesan dari kegiatan ini adalah mengajak publik untuk melihat bagaimana aktivitas keseharian warga kampung yang kini tak lagi guyub akibat hilangnya ruang publik. Anak-anak tak lagi dapat bermain bola, egrang, dakon, lompat tali, dll. Para ibu kehilangan ruang untuk bergosip tentang tayangan sinetron terbaru. Bapak-bapak tak lagi tertawa riang di kompetisi catur antar rumah.

Ruang bersama itu hilang, ditumbuhi beton-beton menjulang. Aktivitas bersama hilang, seiring komersialisasi lahan-lahan tempat aktiivtas mereka. Mungkin tak banyak orang yang tahu apa yang mereka alami. Kehilangan ruang bersama bukan harga yang dapat dibayar. Ada kultur dan kebersamaan yang hilang dari mereka.

Persoalan ini akan mereka tunjukkan kepada publik, untuk membangkitkan kepekaan. Tentu tidak dengan cara mengiba, meratapi kehilangan. Para warga kota ini datang ke Kawasan Nol Kilometer Malioboro, membawa aktivitas yang menjadi keseharian mereka di ruang bersama, dahulu kala. Kegiatan ini akan dilaksakan pada Minggu, 27 Oktober 2013, pukul 15.00. Akan dibacakan pula sejumlah ikrar bocah kampung Yogyakarta. Acara ini merupakan bagian dari Festival Seni Mencari Hayadi (FSMH).

[AZ]

Leave a comment